Copas dari forum laenHati2 yaa ... buat yang hobby makan pakai sumpit...
Tahukah Anda, bagaimana sumpit ini dibuat?
Anda pasti menjawab "Ya tau lah,gak penting tau!"
Tapi tunggu dulu,coba baca thread ini!
Saya akan menemani anda selama perjalanan pembuatan sumpitnya
1. Dipotong dari pohon bambu "Ya udah jelas dipotong dari pohon bambu,kalo gak dipotong gimana makenya?"
2. Diproduksi oleh industri rumah tangga (contoh gambar dari Vietnam Tengah) "Jauh bener mau bikin sumpit aja di vietnam indonesia juga banyak,mas"
3. Di "putihkan" dengan menggunakan sulfur dan hidrogen peroxida (tanpa disinfektan) "Wah,banyak juga yah sampai 1 bak begitu"
4. Proses pengeringan seadanya "yak jemur-jemur,mbak dalemannya gak sekalian di jemur?"
5. Di kemas seadanya juga untuk di export ke luar negeri "Jangan ngeliatin dong mas jadi malu saya ngangkatnya"
6. Pengiriman ke luar negeri menggunakan kapal laut (terlalu mahal jika menggunakan pesawat) "ya situ mau bayarin kalo saya kirim make pesawat?"
Dibutuhkan waktu yang cukup lama, contohnya 1 bulan dari Vietnam ke Taiwan . Sementara itu, sumpit yang dikemas dengan seadanya akan sangat besar sekali kemungkinan untuk terkontaminasi oleh kotoran/sarang tikus dan kecoa. "Arghh tolong gw diiket ama kapten kapalnya gara2 ngerusuh di kapal"
7. Proses pengemasan (tanpa disinfektan)
Contoh kasus, untuk setiap penerimaan kargo sumpit di taiwan , akan langsung di distribusikan ke industri rumahan yang akan mengerjakan pengemasannya, dan tanpa proses disinfektan (sterilisasi) akan langsung dikirim ke restoran-restoran sebagai titik akhir distribusi.
"haduh saya di jual di taiwan ama kapten kapalnya dipaksa kerja rodi ngebungkusin sumpitnya"
8. Dan langsung masuk ke mulut Anda HAP!!! Nyam Nyam
"Duh ni bule kaga tau yah tuh sumpit kotor banged gw yang ikutin 2 bulan aja dah jijik liatinnya"
9. Tahukah Anda, bahwa ada ribuan bahkan jutaan monyet yang menetap di dalam sumpit ?
10. Sudah kelihatan belum monyet-monyet tersebut ?
"kok ada muka yang perasaan gw kenal yah"
11. Inilah wajah monyet-monyet tersebut.
Semua sisa cairan (pemutih, sulfur, hidrogen peroxida, kotoran tikus, kotoran kecoa, telor kecoa, telor ulat dsb) akan terus menetap di lubang-lubang kecil tersebut sampai Anda menggunakannya.
Pernahkan Anda mendengar kasus keluarnya ulat dari sumpit saat digunakan di mangkok kuah yang panas ?
"noh kan ada muka si pendi,baim ama budi"
Sebuah percobaan yang dilakukan oleh pelajar sekolah dasar :
1. Rendamlah sumpit bambu ini ke dalam air selama 1 minggu, airnya akan menjadi BAU.
2. Kacang polong yang ditanam dengan air rendaman ini akan tumbuh lebih lambat, dan berhenti tumbuh ketika mencapai 5-6 cm dan kemudian mati.
3. Asap pembakaran dari sumpit ini akan bersifat asam.
Cara terbaik adalah bawalah sumpit Anda sendiri.
Sebuah pohon yang berusia 20 tahun bisa menghasilkan sumpit sebanyak 3000 sampai 4000 pasang.
Taiwan menggunakan sumpit sebanyak 100 triliun pasang setiap tahun, artinya 29 juta pohon hilang setiap tahunnya.
Dengan begitu banyaknya sisa-sisa penggunaan sumpit, apakah tidak mungkin ada orang yang demi keuntungan semata, melakukan pendaurulangan kembali sumpit-sumpit sisa pakai tersebut dengan cara diatas (sulfur dan hidrogen peroxida) untuk dijual kembali ???? Carilah di google dengan keyword "Chopstick controversy" ( Chopstick controversy: China eats its forest away )
dengan mengurangi penggunaan sumpit sekali pakai anda sudah membantu menyelamatkan hutan